√ 5 Cara Membuatkan Budaya Literasi Baca Tulis Dalam Keluarga

Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan kaya. Kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Kekayaan ini, tentu sanggup menjadi modal berharga untuk bersaing dan bersanding dengan negara-negara maju di dunia. Namun kenyataannya, negara kita masih belum bisa menjadi negara maju. Hal Ini alasannya yaitu masyarakat Indonesia belum memiliki budaya literasi yang baik. Budaya literasi, terutama minat baca dan tingkat buta karakter sangat mempengaruhi posisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/ Human Development Index (HDI) Indonesia. HDI diukur dari usia keinginan hidup (tingkat kesehatan), pertumbuhan ekonomi, dan kualitas pendidikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, pada tahun 2013 nilai IPM Indonesia hanya mengalami sedikit kenaikan, yaitu dari 68,40 menjadi 68,90. Sementara itu, data dari Badan Program Pembangunan PBB/ United Nations Development Program (UNDP), IPM Indonesia pada tahun 2013 berada pada peringkat 108 dari 187 negara. Angka IPM ini memperlihatkan bahwa Indonesia berada jauh di bawah negara-negara ASEAN lainnya. Survei lain wacana literasi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2019 di New Britain, Conn, Amerika Serikat, menempatkan Indonesia pada urutan ke-60 dari 61 negara. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus bisa membuatkan budaya literasi sebagai syarat kecakapan hidup abab ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai masyarakat. Terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh akseptor didik, orang tua,  dan masyarakat Indonesia. Keenam literasi tersebut yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan.

Literasi baca tulis merupakan pintu gerbang penguasaan literasi dasar yang lain, alasannya yaitu dengan memiliki kemampuan baca dan tulis maka akan mempermudah penguasaan literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan. Untuk itu, sangat diharapkan banyak sekali upaya untuk membuatkan budaya literasi baca tulis di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keluarga sebagai daerah pendidikan pertama bagi anak, memiliki tugas sentral dalam menumbuhkan budaya literasi baca tulis. Setiap keluarga hendaknya bisa mengupayakan cara-cara dalam membuatkan budaya literasi ini.

Adapun beberapa cara untuk mengembangkan  budaya literasi baca tulis dalam keluarga, diantaranya:

1. Membuat Perpustakaan Keluarga
Perpustakaan merupakan daerah menyimpan dan memelihara banyak sekali jenis buku bacaan, sekaligus daerah membaca. Perpustakaan menjadi salah satu daerah yang sempurna untuk menumbuhkan budaya literasi baca tulis. Perpustakaan biasanya ada di tempat-tempat tertentu yang jauh dari lingkungan rumah/keluarga. Untuk menumbuhkan budaya literasi baca tulis di lingkungan keluarga, maka kita sanggup membawa perpustakaan ke rumah, dengan menciptakan perpustakaan keluarga.

Perpustakaan Keluarga sanggup dibentuk dengan memanfaatkan ruang kosong atau ruang sempit yang ada di rumah. Jika tidak ada ruang yang tersisa, kita sanggup menyediakan rak buku atau rak beling sebagai daerah untuk menyimpan dan menata koleksi buku bacaan keluarga. Buku bacaan sanggup diperoleh  dari buku koleksi anggota keluarga aatau dengan cara membelinya. Agar perpustakaan menjadi daerah yang nyaman untuk membaca, maka kita sanggup menambahkan meja baca atau karpet pada lantai.

2. Membuat Pojok Baca Keluarga
Alternatif kedua, untuk menumbuhkan budaya literasi baca tulis dalam keluarga yaitu dengan menciptakan pojok baca keluarga. Pojok baca merupakan daerah untuk membaca buku, yang biasanya berada dipojok atau sudut rumah. Pojok baca lebih sederhana dari perpustakaan keluarga, alasannya yaitu hanya memerlukan sebuah meja sebagai daerah untuk menaruh dan menata buku bacaan.

3. Pembiasaan 15 Menit Membaca Sebelum Tidur
Pembiasaan membaca harus sudah dilakukan semenjak dini, mulai dari lingkungan keluarga. Dalam hal ini, tugas anggota keluarga, terutama orang bau tanah sangat sentral. Orang bau tanah harus memberi referensi dan mengajak anak-anaknya untuk membiasakan membaca minimal 15 menit sebelum tidur. Selain untuk pembiasaan, ternyata membaca sebelum tidur juga sanggup memperlihatkan manfaaf baik bagi kesehatan. Dikutip dari duniaperpustakaan.com terdapat empat manfaat membaca sebelum tidur, yaitu 1) meningkatkan konsentrasi, 2) meningkatkan kreativitas, 3) mengurangi tingkat stres, dan 4) menciptakan kualitas tidur jadi lebih baik.

Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan kaya √ 5 Cara Mengembangkan Budaya Literasi Baca Tulis dalam Keluarga
Gambar Kegiatan Membaca 15 Menit Sebelum Tidur
4. Membacakan Anak Dongeng Sebelum Tidur
Membacakan anak cerita sebelum tidur, juga sanggup dijadikan salah satu cara dalam membuatkan literasi membaca keluarga. Ketika membacakan dongeng, maka orang bau tanah telah memperlihatkan referensi dalam adaptasi membaca di lingkungan keluarga. Kedepannya Diharapkan anak sanggup menggandakan dan mau membaca buku sendiri sebelum tidur.

Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan kaya √ 5 Cara Mengembangkan Budaya Literasi Baca Tulis dalam Keluarga
Gambar Kegiatan Membacakan Anak Dongeng Sebelum Tidur
Disamping sebagai adaptasi dalam membaca, ternyata acara ini memiliki banyak manfaat pada perkembangan anak. Dikutip dari health.detik.com terdapat 6 manfaat membacakan anak cerita sebelum tidur, yaitu: 1) membantu perkembangan bicara dan bahasa anak, 2) membantu menenangkan anak, 3) membantu meningkatkan IQ anak, 4) membantu anak mengasihi buku, 5) membantu membuatkan keterampilan mendengar anak, dan 6) membantu anak memiliki pola tidur yang sehat.

5. Membuat Majalah Dinding Keluarga
Selain membaca, menulis juga merupakan sesuatu yang sangat penting. Untuk itu, dalam sebuah lingkungan keluarga perlu dibuatkan sebuah wadah, biar setiap anggota keluarga sanggup menumbuhkan kebiasaan menulisnya. Salah satu caranya yaitu dengan menciptakan majalah dinding keluarga.

Majalah dinding keluarga merupakan bentuk media komunikasi tulis yang paling sederhana dalam sebuah keluarga. Seperti namanya, maka media ini sanggup dipasang pada dinding rumah. Setiap anggota keluarga sanggup memajang banyak sekali bentuk tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya wacana acara sehari-hari anggota keluarga.

Media dinding keluarga sanggup dibentuk secara sederhana. Bisa memakai papan yang terbuat dari sty rofoam atau dengan papan kayu. Ukurannya pun sanggup diubahsuaikan dengan kondisi rumah masing-masing.

Dengan adanya majalah dinding keluarga, maka diharapkan sanggup membuatkan budaya literasi baca dan tulis keluarga.

Demikianlah beberapa cara untuk membuatkan budaya literasi baca tulis dalam lingkungan keluarga. Sahabat bisa menentukan salah satu atau lebih untuk memulainya.
Salam Literasi Keluarga.

Daftar Pustaka:
Panduan Gerakan Literasi Nasional Tahun 2019: Kemdikbud
4 Manfaat mengejutkan Baca Buku Sebelum Tidur: https://soalrppsilabusk13.blogspot.com/search?q=4-manfaat-mengejutkan-baca-buku-sebelum 
6 Manfaat Mendongengkan Anak Sebelum Tidur: https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1433674/6-manfaat-mendongengkan-anak-sebelum-tidur 

Tag:
#Sahabatkeluarga
#Literasikeluarga

0 Response to "√ 5 Cara Membuatkan Budaya Literasi Baca Tulis Dalam Keluarga"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel