√ Keutamaan Ilmu
Majlis Ilmu |
1. Keutamaan Ilmu dalam Alqur'an
'... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. ..." – (QS. Mujadilah 58:11)
2. Keutamaan Ilmu dalam Hadis Nabi SAW
"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari Ilmu, pasti Allah akan memudahkan jalan baginya menuju syurga" (HR. Muslim)
"Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga kasus :
1. shadaqah jariah (yang terus mengalir pahalanya)
2. ilmu yang bermanfaat
3. anak shalih yang mendoa'kannya".
"Barang siapa yang tiba ke mesjidku ini hanya untuk suatu kebaikan yang ia pelajari atau ia ajarkannya ( kepada orang lain), maka ia akan sederajat dengan para mujahidin fi sabillillah".
(HR. Ibnu Majjah dan Baihaqi)
"Tidak ada suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah(Majlis Ilmu) sedang mereka membaca Kitabbullah(Al-Qur'an) dan mereka saling mengajari antara satu dengan yang lain, kecuali ketenangan akan diturunkan kepada mereka, mereka akan diliputi oleh Rahmat(Kasih sayang) dan Malaikat akan menaungi mereka, serta Allah akan memuji-muji mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya". (HR. Muslim dari Abu Hurairoh RA)
"Barang siapa yang menunjukkan(seseorang) kepada kebaikan,maka baginya pahala ibarat pahala orang yang mengerjakannya". (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
"Tiada seorangpun yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu, melainkan Malaikat akan menaungkan sayapnya lantaran meridhoi apa yang ia lakukan".
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majjah, Hakim, dan Ibnu Hibban)
"Barang siapa yang berpergian dan mempelajari ilmu semata-mata lantaran Allah, maka Allah akan membukakan baginya pintu menuju syurga dan para Malaikat akan membentangkan sayap-sayapnya kepadanya dan mengerumuninya dari segala penjuru. Sesunggunya orang yang berakal itu akan dimintakan ampun untuknya oleh semua makhluk di langit dan di bumi, bahkan oleh ikan-ikan dilautan. Keutamaan orang yang berakal bila dibanding dengan andal ibadah ibarat bulan pada malam purnama dibandingkan dengan bintang terkecil di langit. Para ulama yaitu pewaris Nabi, sedangkan para Nabi tidak mewariskan sinar ataupun dirham kepada mereka, akan tetapi para nabi itu mewariskan Ilmu. Barangsiapa yang mengambil(Ilmu) tersebut, maka ia telah mengambil keberuntungannya". (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majjah, dan Ibnu Hibban)
"Allah mencemerlangkan orang yang mendengarkan perkataanku(Nabi) dan ia memeliharanya kemudian menyampaikannya sebagaimana ia mendengar, dan berapa banyak dari orang yang disampaikan ilmu kepadanya lebih memahami ilmu tersebut dari orang yang mendengarnya secara langsung". (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
3. Keutamaan Ilmu dalam Atsar
Atsar adalah segala yang tiba selain dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu dari shahabat, tabi’in, atau generasi setelah mereka
- Dalam beberapa Atsar yang menyebutkan perihal keuatamaan Ilmu antara lain:
- Al-Hasan berkata: Jika tidak ada orang yang berilmu,niscaya insan laksana binatang.
- Kebaikan yaitu bagi orang yang berakal dan orang yang belajar, sedangkan yang berada di antara kedua(tidak berguru dan tidak mengajar), maka ia yaitu orang hina yang tidak mempunyai kebaikan. (Khalid Bin Ma'dan)
- Belajarlah kau sekalian sebelum ilmu itu dicabut, bahwasanya ilmu itu akan dicabut bersamaan dengan dicabutnya para ulama, dan orang yang berakal dan yang mempelajarinya mempunyai pahala yang sama. (Abu Darda)
- Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan menuntut ilmu demi untuk menghidupkan islam, maka antara ia dengan para Nabi yaitu sama, satu derajat di surga. (Al-Hasan Al-Basri)
- Ibnu Mas'ud berkata: "orang yang berakal mempunyai derajat sebanyak 700 derajat diatas derajat orang mukmin. Jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya sejauh perjalannan 500 tahun".
- Ibnu Abbas berkata: "Sesungguhnya orang yang mengerjakan kebaikan kepada orang lain, maka setiap binatang melata akan memohonkan ampun baginya, termasuk pula ikan paus di lautan". (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 11)
- Mu'adz bin Jabbal berkata: Pelajarilah ilmu, lantaran mempelajari ilmu lantaran mengharap wajah Allah itu mencerminkan rasa khasyyah, mencari ilmu yaitu ibadah, mengkajinya yaitu tasbih, menuntutnya yaitu jihad, mengajarkannya untuk keluarga yaitu taqarrub. Ilmu yaitu pendamping di dikala sendirian dan sahabat karib disaat menyepi.
- Abu Darda berkata: "Orang yang berakal dan orang yang menuntut ilmu berserikat dalam kebaikan, selebihnya yaitu manusia-manusia kurang pintar yang pada mereka tidak terdapat kebaikan".
- Al-Allamah Ibnul Qayyim membuktikan perihal kelebihan ilmu dibanding dengan harta:
- Ilmu yaitu warisan Nabi, sedangkan Harta yaitu warisan para raja dan orang kaya.
- Ilmu menjaga pemiliknya sedangkan harta harus dijaga oleh pemiliknya.
- Ilmu mengendalikan harta sedangkan harta dikendalikan oleh ilmu, dengan demikian ilmu yaitu memerintah sedangkan harta diperintah.
- Ilmu selalu bertambah bila didermakan dan diajarkan kepada orang lain, sedangkan harta akan hilang percuma bila dibelanjakan kecuali shadaqah.
- Ilmu senantiasa menemani pemiliknya hingga liang kubur, sedangkan harta akan memisahkan diri dari pemiliknya setelah kematiannya kecuali shadaqah jariyah.
- Harta sanggup diperoleh setiap orang baik kafir maupun muslim, yang durhaka maupun yang sholeh. Sedangkan ilmu yang bermanfaat tidak akan diperoleh kecuali oleh orang mukmin.
- Para raja dan lainnya membutuhkan orang yang berilmu, sedangkan orang miskin dan orang-orang yang kekurangan memerlukan pemilik harta.
- Pemilik harta sanggup saja menjadi fakir antara siang dan malam hari, sedangkan ilmu tidak dikhawatirkan kemusnahannya, kecuali bila pemiliknya menyia-nyiakannya..
- Harta kadangkala menjadi alasannya yaitu kebinasaan pemiliknya, berapa banyak orang kaya diculik lantaran hartanya, sedangkan ilmu yaitu kehidupan bagi pemiliknya meskipun sudah wafat.
- Kebahagian lantaran ilmu bersifat abadi, sedangkan kebahagian harta bersifat sementara dan suatu dikala akan binasa.
- Orang yang berilmu, kadar dan nilai kehormatan ada pada dirinya; sedangkan orang kaya, nilainya terdapat pada hartanya.
- Orang kaya dengan hartanya mengajak orang lain untuk mengejar dunia, sedangkan orang yang berakal mengajak orang lain untuk menuju akhirat.
Sebagai kesimpulan dari beberapa keterangan diatas yaitu bahwa :
1. Ilmu akan mengangkat derajat seseorang mukmin di atas tingkatan hamba lainnya (QS. AL-Mujadilah [58]:11)
2. Keutamaan seorang yang berakal dibandingakan dengan spesialis ibadah laksana keutamaan Rosullullah atas hamba yang paling hina.
3. Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
4. Para malaikat akan membentangkan sayap rahmatnya kepada para penuntut ilmu.
5. Seluruh makhluk akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu.
6. Orang yang menuntut ilmu berada di jalan Allah(fie sabillillah).
7. Orang yang mengajarkan Ilmu akan mendapat tanggapan pahala ibarat pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut.
8. Pahala orang yang berakal (Ulama) akan terus bermanfaat dan tidak akan terputus meskipun telah wafat.
9. Orang yang menuntut ilmu selalu berada dalam kebaikan
Kemudian kalau dikaitkan dengan usia dan kesempatan kita dalam mencari ilmu, tentunya kita sadari betapa mencari ilmu itu tidak terpaut hanya dengan sekolah dan madrasah saja,
tetapi majlis-majlis pengajian, sarasehan dan halaqoh di semua daerah senantiasa ada dan diselenggarakan, tinggal kemauan dan semangat kita yang perlu di tambah.
Demikian Keutamaan Ilmu yang begitu besar dan aneka macam , agar menggugah ghiroh / semangat kita dalam mencari ilmu tanpa aib dengan kondisi usia kita, kesibukan dan kondisi ekonomi kita
0 Response to "√ Keutamaan Ilmu"
Post a Comment